Pada era global ini, gadget dan media sosial tampaknya sangat erat dalam kehidupan masyarakat. Setiap orang bisa menunjukan eksistensi mereka dengan lebih mudah melalui medua sosial, namun tak jarang juga banyak yang merasa lebih nyaman dengan menjalin hubungan dalam dunia maya tersebut.
Banyak yang menampakan hanya sisi positifnya saja karena ingin terlihat "sempurna" di mata orang lain. Bukan hanya itu saja, beberapa orang juga dengan pintarnya merekayasa data diri hingga membuat orang lain percaya.
Media sosial itu bukanlah milik pribadi jadi setiap posting jangan sampai menyinggung pihak lain. Kalaupun memang ingin "menyampah", lebih baik menulis dalam notes ataupun blog. Twitter, path, facebook, dan sebagainya, memiliki timeline yang setiap kita mengupdate akan masuk ke timeline orang lain. Itulah kenapa banyak orang yang merasa risih jika melihat seseorang terlalu 'aktif' menggunakan media sosial tersebut.
Tidak ada salahnya jika memang suka curhat di dalam media sosial. Tapi jika melihat satu atau beberapa orang mulai berkomentar kurang enak, lebih baik berhenti atau tahu diri.
Jika kita tidak bisa membatasi diri atau tidak tahu diri, media sosial justru akan membuat hubungan di kehidupan nyata menjadi buruk. Salah persepsi juga sering terjadi karena terkait emosi seseorang saat membava tulisan tersebut.
Banyak nilai-nilai sosial yang hilang karena media sosial sering bertegur sapa di dunia maya, tapi diam seribu bahasa di dunia nyata. Sulit dihubungi untuk komunikasi tapi terlihat aktif berkeliaran di timeline media sosial. Ironi memang kecanggihan teknologi komunikasi tapi menyulitkan komunikasi.
Be wise using your socmed!
0 komentar:
Post a Comment